Kamis, 01 Maret 2012

Iftitah

Setelah kumantapkan hatiku. Untuk berniat menghadapmu dari semua keraguan yang ada. Maka akupun berucap takbir.

*****

Allahu akbar
Allah Maha Besar. Kucoba menghilangkan keraguan dalam hati. Memang Engkaulah yang maha sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah, pujian yang sebanyak-banyaknya. Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan petang. Engkau memang pantas untuk aku puji, ku sembah, dan ku mintai pertolongan. Tapi kadang diri ini masih lalai kepadamu.

Kuhadapkan wajahku kepada dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh ketulusan dan kepasrahan. Dalam keheningan saat itupun aku berharap aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Karena aku menyadari musryik adalah dosa besar yang tidak dapat kau ampuni karena telah menduakanMu. Tapi kadang diri ini juga tidak menyadari ada Tuhan lain dalam diri ini. Kadang aku lebih takut kehilangan materi daripada kehilanganMu di hatiku. Aku sering mengabaikan semua panggilanMu. Padahal aku selalu berkata walaupun lirih. Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahirabbil ‘aalamiin.

Sesungguhnya sahalatku, ibadahku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah, penguasa alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang Islam. Ucapan yang kuucapkan dalam setiap hari inipun seringkali hanya sebagai pemanis bibir saja. Ketika selesei sudah lupa dan kembali dengan kelalaian itu.

Allahku,,, ampunilah karena aku tahu, kau terus mengawasiku



Blitar --- Rumah Pengasingan --- 1 Maret 2012