Senin, 12 Maret 2012

Agama Cinta (Kisah Sang Syekh Jatuh Cinta Pada Biarawati Cantik)



Syekh Said seorang salik dengan banyak murid-murid yang taat dan mencintainya, mengumpulkan semua murid dan sanak familinya untuk memberikan petuah terakhir sebelum berangkat haji, sebuah keinginan yang telah lama ingin diwujudkannya. Setelah persiapan matang dan petuah telah disampaikan berangkatlah Syekh Said dengan disertai beberapa murid setia yang tak mau dipisahkan, diiringi doa dan tetesan air mata keluarga yang ditinggalkan. Hari demi hari dilalui, telah jauh jarak ditempuh, ketika rombongan kecil Syekh Said tiba di sebuah kota pada suatu senja, beristirahat di sebuah gubuk kosong dekat gereja besar di tepian kota. Malam bermandikan cahaya bulan, suara nafiri terdengar halus mengiringi suara merdu seorang perempuan yang menyanyikan lagu pujian di balik jendela gereja yg terbuka. Tergeraklah hati Syekh Said oleh keingintahuan yang mempesonakan. Dilihatnya jendela gereja yang terbuka di bawah guyuran cahaya bulan, tampak wajah seorang biarawati muda yang cantik berseri. Hati Syekh Said yang selama ini dipenuhi dzikir tiba-tiba terpenjara oleh cinta yang tak mampu ditahannya.



Hari-hari dilaluinya dgn penuh kegelisahan, cintanya semakin membara, rindunya makin tak terbendung. Dipandanginya jendela gereja sepanjang waktu, hanya berharap sekedar melìhat bayangannya untuk melepas rindu. Sholat tak lagi dia ingat, wirid2nya terlelap tertutup rindu. Tujuan semula untuk berhaji dan murid2nya tak diingat lagi. Sementara murid2 yg mengikutinya tak berani bertanya. Tak terbersit di hati mereka sedikitpun prasangka buruk, mereka mengira guru mereka berada pada suatu extasi dari tahapan suluk yg dilalui. Dirawatnya guru mereka yg sdh tak peduli pada dirinya dg penuh tawadlu dan cinta. Hingga mereka mengetahui penyebab kesedihan sang guru.



Bermusyawarahlah para murid untuk mencari solusi,maka disepakati untuk mengatakan pada sang gadis yg ketika itu sdg pergi ke pasar untuk sudi melihat gurunya dan bersedia menerimanya walau sekedar pura-pura. Hati Sang biarawati cantik terusik, ajaran para pendeta tentang kasih menghantarnya untuk menjumpai Syekh Said. Tapi begitu dilihatnya wajah Syech Said yang lusuh dimakan usia dan kesedihan, kemudaan dan kesombongannya bergolak dengan angkuh dikatakannya pada Syekh Said, "Kalau kau bersedia melayani dan memenuhi perintahku kuizinkan kau dekat padaku."



Dimulailah kehidupan baru Sang Syekh sebagai pelayan Sang Gadis. Dilaksanakannya semua tugas dengan baik tanpa pernah bertanya, tanpa mengeluh, walau Sang Gadis tak pernah peduli padanya. Sementara para pengikut setia Syekh Said setia menunggu Sang Guru dengan penuh keprihatinan dan kesetiaan, walau mereka tak mampu berbuat apa-apa. Puncaknya, ketika keinginan untuk menghinakan Syekh Said semakin kuat di hati gadis cantik yang merasa direndahkan karena hanya dicintai oleh orang tua. Diperintahkanlah Syekh Said memelìhara babi dan tinggal bersamanya, barulah nanti Si Gadis memberikan jawaban kesediaannya.



Syekh Said pun tanpa berkata diterimanya tugas tersebut dengan kegembiraan. Maka tinggallah Syekh Said bersama babi-babi peliharaannya di kandang butut dekat gereja. Murid-murid Syekh Said yang melihat keadaan gurunya menangis, mengingatkan gurunya akan kedudukannya semula yang menjadi panutan masyarakat, banyak. dihormati para penguasa dan pembesar negeri kini terjerembab di lubang gelap. Sang Syekh tersenyum air matanya telah kering diusap murid-muridnya, dikatakannya, "Lupakan aku, kembalilah kalian kepada keluarga kalian, biarkan aku mengikuti jalanku, sungguh aku tak mampu menahan rindu dan cintaku, kini agamaku adalah cinta yang telah merenggut seluruh jiwaku dan kalian terbebas dari aku." Dengan berat hati perpisahan terjadi kembalilah mereka ke negerinya, meninggalkan gurunya dalam penderitaan cinta.



Telah hampir separuh perjalanan ditempuh ketika rombongan kecil murid-murid Syekh Said bertemu dengan rombongan besar yang datang dari negerinya dipimpin seorang murid Syekh Said yang tertua. Menangislah pengikut Syekh Said yang telah meninggalkan gurunya sendirian, sambil menceritakan keadaan gurunya yang telah murtad dan penuh penderitaan. Murid Syekh Said tertua yang telah memperoleh pencerahan rohani berkata kepada saudara saudaranya, "Taukah kalian tak sepantasnya seorang murid berburuk sangka dan meninggalkan gurunya dalam keadaan apapun. Sesungguhnya kami datang hendak menyusul guru dan mengikutinya karena melihat cahaya yang luar biasa terang meliputinya dan kami yakini guru telah berada pada puncak spiritual yang tinggi."



Sementara di kota tempat sang Biarawati tinggal. Di tempat tidurnya yg empuk di bilik gereja yang hangat sang Biarawati tidur terlelap dalam buaian mimpi. Dalam mimpinya sang gadis melihat Syekh Said tengah berdiri tegak diliputi cahaya terang dengan wajah bersinar penuh wibawa dan kemegahan yang tunduk tiap hati di hadapannya. Syekh Said berkata padanya, "Terima kasih kau telah mengajarkan padaku hakikat cinta." Terbangunlah sang gadis dengan rasa bersalah yang tinggi. Dicarinya Syekh Said di tempatnya, tapi tidak ada. Maka pergilah sang biarawati mencari Syekh Said dengan kerinduan yang terpendam, segala kesulitan telah dilalui, telah jauh bumi dijejak tak juga jumpa. Wajah cantik yang mempesona kini kusut tak terawat, badannya kurus dan lemah. Hingga terdengar kabar Syekh Said bertemu dengan murid-muridnya di tengah padang tandus sahara. Datanglah tubuh lemah tersebut dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki kepangkuan Syekh Said dan berkata, "Aku ingin mengikutimu kemanapun engkau pergi!" Syekh Said membisikkan ketelinganya sebaris kalimat dengan lembut dan sang gadis mendengarkannya dengan seksama bersama binar kegembiraan dan getar bibirnya yang kebiruan mengucapkan."Asyhadu an laailaaha illalloh wa asyhadu anna muhammadurrosululloh", matanya tertutup pelan dan lehernya terkulai.

Menurut Kyai Balya, ini salah satu cerita paling masyhur dari dunia sufi. entah karya Faridduddin al Attar atau Jalaluddin Rumi atau Jami. Kisahnya banyak dimuat pada kitab-kitab tasawuf. Cerita ini yang sanggup beliau rekam dalam ingatan dari kitab yang dibacakan Abah Kyai Balya lebih dari 20 tahun yang lalu. Semasyhur kisah Laila Majnun. well, tapi yang pasti buat kita-kita yang imannya masih setengah-setengah alias ora kebek,, jangan coba-coba mempraktekkan agama cinta seperti maqom yang berhasil dicapai oleh Sufi Syekh Said.

Tulisan ini saya temukan ketika berpetualang di dunia maya. Kemudian saya posting di blog ini. Mudah-mudahan bisa bermanfaan. Amiin.