Selasa, 17 Maret 2020

The Jongos (2); Kisah November Tuntas Hingga Desember Ceria





Bukan bermaksud hendak curhat, tapi ini hanya tarian jari-jari tangan yang lagi njarem. Bukan tanpa sebab karena dari pagi hingga malam ‘mau tidak mau, suka tidak suka’ harus menjadi kuli pengangkut pasir. Malam ini terasa agak dingin, mulai sore hari langit meneteskan rerintikan air. Langit berawan hitam menyelimuti desa, menemaniku menikmati secangkir kopi hitam setelah selesei jadi kuli.

Sruput “Ah.. sungguh nikmat sekali”. Menikmati suasana malam dengan secangkir kopi hitam, kulihat kalender ternyata sudah tanggal 31 Desember 2017, berarti malam ini tahun baru. Jadi teringat dua bulan di penghujung tahun ini. Rasanya sangat nikmat dan luar biasa.

Lagi-lagi ini soal the jongos, jadi kepingin mengulang sebuah kalimat sederhana penentram hati ketika harus di kejar deadline dan pekerjaan segudang yang menumpuk. “The Jongos Ways; Pekerja Tangguh yang bahagia dan penuh manfaat itu Anda”.

The Jongos; Harus Jadi Serba Bisa

Bagi jongos mempunyai semua bidang keahlian harus bisa walaupun hanya menguasai sedikit-sedikit. Nanti pasti akan jadi bukit seperti pribahasa sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit (Kagak nyambung). Contoh ini saya (sambil membusungkan dada). Orang menganggap saya ahli segalanya terlebih-lebih KPM. Mungkin orang yang membaca ini tidak demikian, tapi jangan didebat. Ini persepsi saya ya terserah saya, kalau saya mempersepsikannya seperti itu.

Kasus I:

Ketika saya berada di negeri kayangan, ada orang datang ke rumah. Ia tidak memberi tahu sebelumnya walaupun ia sudah punya no HP saya. Tiba-tiba HP berbunyi. “hvdbdsrksnbfvsffbshdsh” bunyi nada dering HPku. Langsung kuangkat “Hallo.. assalamual’aikum”.

“Waalaikumsalam, Mas Asrofi kulo niki teng griyane njenengan, njenengan dateng pundi?” jawabnya.

 “Kulo tasek teng gunung, niki sinten?” Tanyaku

“Kulo Ibu Angelina Jolie (Nama Samaran)” Jawabnya

“Oalah ibu Angelina Jolie Desa Paris (Desa Juga Nama Samaran)” Jawabku

“Enggeh mas, Kulo bade nyuwun tulung mas yugo kulo pengen melebet sekolah Hogwarts (Sekolah masih nama samaran)”

“Sampun Daftar” tanyaku lagi

“Sampun mas tapi nilainya mboten memenuhi syarat, kulo nyuwun tulung menawi njenengan saget mlebetne”

“??????????” Akupun bingung, sambil berfikir apa saya sehebat itu.

Sebenarnya carita di atas saya singkat. Agar karena kalau saya ceritakan akan menjadi sisi kali sisi, bisa juga panjang kali lebar, atau juga phi kali jari-jari alias luas.

Kasus II

Pagi itu cuaca agak terasa mendung, tapi dengan semangat 17an tetap datang pagi mengikuti upacara. Selesei upacara ngobrol-ngobrol di kantor. Entah apa yang di obrolkan tetapi menikmatinya. Karena ada kopi digelas (Waktu alat untuk memasak air belum rusak).

Tiba-tiba pegawai kecamatan depan di depan menemui “Mas minta tolong, itu computer depan suaranya kok gak bisa?”

“Iya bu saya cek setelah ini”

Dengan sedikit berbekal kemampuan tentang computer dengan pede ngecek computer yang terkendala. “Bim salabim” langsung ada suaranya music dari computer. Tugas Jongos selesei. Tiba-tiba ini printernya juga rusak mas gak bisa di pakai coba di cek sekalian.

Berbekal pengalaman bongkar pasang printer di rumah saya bongkar tapi tidak bisa memasang. Saya pun masih pede. Langsung saya buka Mozilla dan saya bertanya pada Mbah Google. “Bim salabim” Printer bisa dipakai.

Sebenarnya banyak kasus lain, tapi mungkin hanya dua ini saja yang menjadi contoh bahwa the jongos itu harus serba bisa. Pendek kata “Apapun Masalahnya The Jongoslah Solusinya”

November-Desember

Mungkin dari adagium “Apapun masalahnya The Jongoslah Solusinya” November-Desember menjadi bulan dimana The Jongos harus bisa menahan kentut (Silahkan bayangkan ekspresi orang menahan kentut). Kisah November tuntas hingga desember ceria banya kegiatan yang harus selesei dilakukan.

Dan akhirkan kita ucapkan “Ada cadabra” selesei dengan tepat waktu semua kecuali ada beberapa satu, dua, tiga, dan seterusnya. Yang pasti pengalaman akhir tahun 2017 merupakan pengalaman tersendiri. Jikalau saya mampu merubah waktu sehari bisa di rubah menjadi empat puluh delapan jam, saya pun akan merubahnya. Tapi tidak apa-apa karena memang ini resiko menjadi The Jongos dan sayapun menikmatinya.

Dengan berbekal kisah November Tuntas hingga Desember ceria kita pun The Jongos ingin sekali memanfaatkan moment yang indah ini dengan sesuatu yang indah pula. Pengalaman akhir tahun yang indah.

--- jam 23.59 WIB --- Blitar, 31 Desember 2017