MEMAHAMI INDONESIA (2)
Berfikir sejenak tentang negeri bernama Indonesia. Satu kata yang semua orang bangsanya tidak tahu arti Indonesia. Jadi teringat kejadian masa lalu saat masih anak-anak. Saat itu selalu mendapat cerita bahwa negeri ini subur, tanahnya tanah surga. Jadi bangga dengan Indonesia.
Ketika beranjak gede memasuki usia sekolah akupun seperti anak-anak lainya juga ikut bersekolah. Saat itu aku ingat sekali ada pelajaran sejarah. Pada bab isinya yang mendapat porsi lebih adalah tengang sejarah yang ada di Indonesia.
Jadi pengen mengenang kembali sejarah Indonesia dalam setiap perjalananya. Jadi bernostalgia masa lalu. Berbicara tentang sejarah pasti akan seperti bercerita. Bukan maksud hati untuk mendongeng, tapi apa mau dikata, memang inilah kalau memang mempelajari sejarah.
Soekarno pernah bilang ‘Jas Merah’ katanya (maksudnya) jangan sekali-kali melupakan sejarah. Sejarah itu untuk dikaji dan dijadikan pijakan untuk melangkah ke depan. Sedangkan menurut Muhammad ‘Ata Al Shid dalam konteks kehidupan manusia memiliki makna yang signifikan.
Tapi ada beberapa pernyataan yang menarik tentang sejarah Indonesia. Misalnya apa yang telah dikemukakan oleh Prof. Hermawan Sulistyo, bahwa sejarah bengkak bengkok. Tentunya ini ada beberapa alasan yaitu bahwa budaya orang Indonesia lebih suka pada oral society daripada writing society. Sehingga sejarah yang tercipta di negeri ini tidak ada cenderung bikina penguasa saat itu, karena memang tidak ada bukti otentik yang bias dijadikan rujukan ketika para saksi hidup sudah tidak ada.
Berbicara sejarah Indonesia, pada dasarnya sejarah Indonesia meliputi rentang waktu yang sangat panjang. Dimulai sejak waktu zaman prasejarah sampai saat ini. Tapi ada yang mengganjal dalam pikiran, namanya masa prasejarah yang berarti sebelum sejarah seharusnya tidak ada sejarah yang bisa diceritakan. Toh, faktanya masih saja dalam buku sejarah ada yang diceritakan seperti cerita-cerita manusia purba yang hidup nomaden dengan bukti fosil-fosil dan artefak yang banyak ditemukan di bumi Nusantara.
Mungkin (karena hanya menebak-nebak) yang dimaksud zaman sejarah adalah ketika manusia mengenal tulisan sehingga ada peadaban di bumi. Jadi bagi siapa saja yang tidak mengenal tulisan (baca: menulis dan membaca) merupakan bagian dari sisa-sisa prasejarah itu.
Periodisasi dalam sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima bagian. Pertama, pada era pra colonial yang mencakup munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha serta Kerajaan Islam di Nusantara. Kedua, era colonial, masuknya orang-orang eropa yang menginginkan kekayaan negeri inidan mengakibatkan menguasai negeri ini. Ketiga, era kemerdekaan yang meliputi paska proklamasi Indonesia sampai jatuhnya Soekarno. Keempat, era orde baru yaitu masa pemerintahan Pak Lek To (Soeharto Maksudnya). Dan yang kelima, adalah era reformasi sampai sekarang.
*****
Sebenarnya memang menarik untuk memahami Indonesia. Berdasarkan pelajaran dalam bangku sekolah --- ditinjau dari segi waktu --- bisa dikatakan Indonesia jauh tertinggal dengan negara-negara lain. Bukan maksud merendahkan negara sendiri tapi realita memang beginilah adanya. Kita bisa tahu dari bukti yang ada peradaban besar seperti Peradaban Yunani, Peradaban Romawi, Mesir, Babilonia, sudah ada beribu-ribu tahun sebelum masehi sedangkan di Indonesia mulai ada peradaban pada abad IV.
Pada abad IV inilah bisa dikatakan peradaban di Indonesia masuk dalam zaman sejarah. Karena pada ini pula muncul peradaban di Nusantara dengan bukti adanya kerajaan Hindu-Budha mulai dari Tarumanegara, dilanjutkan kerajaan lain seperti Kahuripan, Sriwijaya, Singosari, Kediri, Majapahit, dan lain sebagainya. Pada masa kerajaan Majapahit inilah peradaban Indonesia mengalami kemajuan yang luar biasa.
Kerajaan Islam muncul di Nusantara pada abad XII. Walaupun sebenarnya Islam masuk ke Indonesia pada abad VII dengan bukti ditemukanya nisan seorang muslim bernama Fatimah Binti Maemun. Kerajaan Islam muncul mulai dari Kerajaan Samudra Pasai, Demak, Pajang, Cirebon, Banten, dan lain sebagainya.
Pada abad XVI dan abad XVII Islam hampir menggantikan semua kepercayaan Hindu-Budha. Penyebaran Islam dilakukan atau didorong melalui hubungan perdagangan di luar Nusantara. Hal ini karena penyebar dakwah merupakan utusan dari pemerintahan Islam yang datang dari luar Jawa dan untuk menghidupi diri, mereka bekerja deengan berdagang.
Di awal abad XVII bangsa asing datang dengan maksud mencari rempah-rempah. Portugis pertama dating ke Indonesia melalui selat Malaka dan di susul Belanda. Sampai akhirnya rempah-rempah di Nusantara menajdi rebutan, dan Portugis bisa disingkirkan oleh Belanda.
Walaupun pada abad XVII dan abad XVIII belandan berhasil memukul Portugis tetapi pemerintah nusantara tidak dikuasai langsung oleh pemerintah Belanda. Parlemen Belanda memberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas colonial di wilayah Nusantara kepada perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda atau dikenal dengan VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) yang bermarkas di Batavia.
Akhir abad XVIII kekuasaan Nusantara berpindah tangan ke Kerajaan Inggris selama empat tahun di bawah Thomas Stamford Rafles. VOC mengalami kebangkrutan dan pemerintah Belanda langsung mengambil alih kepemilikan VOC. Setelah itu untuk memperoleh kekayaan yang esar-besaran system tanam paksa yang dikenal dengan cultuurstelsel diterapkan. Dalam sistem ini para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia sat itu. Hasil tanaman di ekspor ke manca Negara.
Sejak kedatanganya di abad XVI, kerajaan Belanda tidak berniat untuk meningkatkan sumber daya di Hindia Belanda, karena kerajaan Belanda benar-benar memegang teguh imprealisme. Kedatangan mereka dengan membawa semangat 3G (Gold, Glory, Gospel).
Pada awal abad XIX setelah terjadi revolusi industry di Eropa, pemerintah Belanda berkepentingan meningkatkan pendidikan orang-orang di negeri jajahan termasuk Hindia Belanda. Dan kebijakan ini dikenal dengan politik etik (Ethiscche Politiek).
Dengan adanya kebijakan politik inilah penduduk pribumi mulai mengenal pendidikan dan mengenal dunia luar. Walaupun pada awalnya yang bisa memperoleh pendidikan hanyalah kaum bangsawan. Beberapa peribumi banyak yang belajar ke luar negeri, ketika kembali ke negeri tercinta sudah menjadi manusia baru dan mengembangkan paham-paham gerakan nasionalisme yang lebih terorganisir.
Banyak sekali perubahan-perubahan yang diprakarsai para pelajar waktu itu, diantaranya mereka mengorganisir diri dan mengembangkan sumber daya pribumi serta merubah beberapa hal strategi untuk merebut kemerdekaan. Mulai dari bentuk perjuangan yang awalnya dilakukan berdifat kedaerahan dan seporadis menjadi gerakan politis dengan organisasi.
Organisasi yang muncul awal-awal di negeri ini adalah Sarekat Dagang Islam, Budi Utomo, Perhimpunan Minahasa, Perhimpunan Teosofi, dll.
Indonesia sebagai simbol dari entitas masyarakat yang diperjuangkan menemukan bentuk dasarnya pada tahun 1928 ketika terjadi sumpah pemuda. Dimana sejumlah tokoh pemuda --- yang tekun memperjuangkan pembebasan penderitaan masyarakat dari penjajah Belanda --- mengikrarkan diri untuk meng-Indonesia sebagai kesatuan tanah air, bangsa, dan bahasa. Bersama-sama mereka bersepakat melawan pemerintahan Hindia Belanda yang menindas sebagai musuh bersama (common enemy).
Kemauan untuk membentuk Negara sendiri semakin kuat. Tetapi ntuk membentuk Negara sendiri tidak bisa terlepas dari konstelasi internasional. Kibat dari perang dunia I membuat beberapa dunia bangkrut, salah satunya adalah Jerman. Di kemudian hari Jerman dibangkitkan oleh Hitler dan diikuti oleh negara fasis seperti Jepang dan Italia. Konflik dunia kembali memanas karena dipicu oleh invasi Negara fasis. Jepang menginvasi ke negara-negara Asia termasuk Indonesia yang smapi pada akhirnya menggeser belanda.
Amerika, Inggris, dan kroni-kroninya bersekutu untuk melawan ‘mereka’ yang dianggap penggangu stabilitas dunia. Maka pecahlah perang dunia II. Sampai pada akhirnya takhluk juga tiga Negara fasis, Jepang, Itali, Jerman. Jepang hancur setelah di bom atom Amerika di kota Nagasaki dan Hiroshima. Maka Jepang yang berkuasa di Hindia Belanda waktu itu kalang kabut yang menyebabkan kekosongan kekuasaan (Vacum of Power). Kesempatan ini digunakan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Paska perang dunia II ad dua blok, blok timur dan blok barat. Blok barat dikomandani oleh Amerika Serikat (liberal kapitalis) dan blok timur dikomandani oleh Uni Soviet (sosialis komunis) dengan mempunyai slogan masing-masing. Amerika mengklaim sebagai pembela kebebasan dan demokrasi. Sementara Uni Soviet dengan slogan membebaskan dunia dari hisapan kolnialisme dan imprealisme.
Sebagai negara yang baru merdeka, Indonesia menjadi rebutan dua blok yang berlawanan. Untuk menyikapi hal itu, Indonesia menginisiasi gerakan negara non-blok dengan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung. Bagi blok timur itu tidak masalah karena sama-sama anti imprealisme. Tetapi bagi blok barat merasa dikhianati karena blok barat berprinsip bersikap netral berarti amoral.
*****
Usai kemerdekaan belanda berkeinganan kembali mnegasai Indonesia. Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27 Desember 1949, setelah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950.
Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.
Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak menemui banyak hambatan.
Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno bergerak lebih dekat kepada negara-negara komunis Asia dan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis kepada partai komunis seperti di negara-negara lainnya.
Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk “Angkatan Kelima” dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.
Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh.
Setelah Soeharto menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia “bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB”, dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Presiden Soeharto memulai “Orde Baru” dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an. Dia juga memperkaya dirinya, keluarganya, dan rekan-rekat dekat melalui korupsi yang merajalela.
Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia, disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, serta ribuan mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang Wakil Presiden, BJ. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.
Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.
Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD diadakan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar menjadi pemenang pada pemilu parlemen dengan mendapatkan 34% dari seluruh suara; Golkar (partai Soeharto – sebelumnya selalu menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) memperoleh 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000.
Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang besar. MPR yang semakin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.
Blitar, 14 Oktober 2011