Senin, 30 Juli 2012

Filosofi Lebah

Perumpamaan seorang mukmin itu laksana lebah. Ia makan yang baik, mengeluarkan sesuatu yang bersih. Dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya). [hadist riwayat Ahmad, al Hakim dan al Bazzar]



Ada cerita unik ketika masih kecil. Waktu itu bermain layang-layang, ketika ada angin yang kencang tiba-tiba benang layang-layangku putus. Sontak, langsung saja aku kejar layang-layang itu. Ketika terus ku kejar aku kehilangan jejak. Tapi berdasarkan perkiraan saat layang-layang jatuh itu berada di kebun milik tetangga. Tanpa berfikir panjang langsung saja aku masuk kebun tetangga dan mencari layang-layangku.

Selang beberapa menit terlihat layang-layangku di atas pohon. Waduh gawat gimana cara mengambilnya, pikirku saat itu. Akupun tidak kekurangan akal, terlihat sebuah bambu kecil dan panjang di kejauhan atau orang desa menyebutnya genter. Langsung saja kuambil genter itu untuk mengambil layang-layangku yang tersangkut di atas pohon.

Selanjutnya kuambil layang-layang dengan bambu itu. Tiba-tiba ada yang aneh, kudengarkan suara pesawat terbang dan ketika kulihat ke atas ternyata banyak lebah yang mau menyerangku. Langsung saja kulepaskan bambu itu dan aku lari sekencang-kencangnya. Tapi sayang aku terlambat lari, tak jauh pohon itu tiba-tiba dua ekor lebah sudah ada di kepalaku. Dan “tatssss”, kepalaku langsung bengkak dua.

***

Cerita di atas itu teringat kembali ketika aku melihat TV acara pengobatan melalui sengatan lebah yang terdapat di Mesir. Ternyata lebah begitu bermanfaat dan madunya juga mempunyai khasiat yang luar biasa, bahkan dalam al Qur’an ada surat An Nahl yang berarti lebah.

Di sini saya bukan hendak berdalil dan berceramah tentang khasiat madu berdasarkan tafsir dalam Al Qur’an. Tetapi hendak berbagi yang saya pikirkan dari prilaku dan kebiasaan lebah yang unik.

Cara Hidup Lebah dan Ibrahnya

Cara hidup lebah jika kita perhatikan secara seksama akan terlihat keunikan-keunikan yang dipunyai lebah. Berdasarkan hadits rasullulah ada tiga yang bisa ditiru oleh seorang mukmin. Tetapi sebenarnya ada banyak sekali bahkan bisa lebih dari tiga. Saya mencatat ada lima yang bisa dijadikan ibrah. Pertama, lebah yang dihisap atau yang dimakan adalah saripati bunga. Mungkin saja dari situ dapat diambil kesimpulan apakah manusia tidak malu kalau yang dimakan bukan yang baik seperti saripati bunga. Saripati bunga tidaklah dipahami secara literalis harus saripati bunga. Tetapi yang dimakan haruslah selektif yaitu segala sesuatu yang halal.

Segala sesuatu yang halal jika diqiyaskan dengan saripati bunga menurutku cocok, tapi gak tahu kalau menurut Anda pas atau tidak dengan qiyasan itu. Mungkin slogan tentang makanan harus dirubah nih mulai sekarang, “Apapun makananmu yang penting baik dan halal”. Hehehe betul gak? (Jawabnya betul ya,, awas kalau jawabnya selain itu)

Kedua, Lebah yang dikeluarkan selalu madu. Belum pernah mendengar saya jika ada lebah mengeluarkan kentut (lucu kali ya jika ada). Dari sini saya berfikir segala sesuatu yang kita hasilkan, kita keluarkan juga segala sesuatu yang baik. Dan juga ada manfaatnya untuk orang lain seperti halnya dengan madu. Ada yang protes gak dengan pendapatku ini? Kalau ada silahkan saja buat argumen lain akan menambah susut pandang yang lain.

Ketiga, kan lebah itu hinggapnya selalu di sekitaran ranting-ranting bunga, bahkan kadang di mahkota bunga. Dan dimanapun lebah hinggap pasti tidak ada yang patah. Bahkan kadang membantu bunga dalam dalam penyerbukan benang sari ke putik.

Bayangkan saja jika saja semua manusia dimanapun tempatnya. Selalu tidak membuat kerusakan, keonaran, bahkan lebih-lebih dapat membantu yang ada di sekitarnya alangkah indahnya dunia ini. Mungkin inilah yang harusnya ditiru lebah.

Keempat, lebah tidak bisa diusik kalau diusik akn mempertahankan kehormatanya. Maksudnya lebah tidak pernah mencari musuh. Tidak bisa diganggu, tetapi kalaupun ada yang mengusiknya pasti akan dipertahankan kehormatan sampai mati. Artinya dalam hal hidup musuhpun tidak boleh dicari tetapi kalau bertemupun juga tidak lari.

Kelima, Lebah hidup berkelompok/ terorgaisir dan saling berbagi tugas sesuai dengan bentuk fisik masing-masing (baca: kemampuanya). Hal inilah yang juga dicontohkan lebah yaitu mengorganisir diri dalam komunitas yang sama, tujuan yang sama, dan membetuk dalam satu koloni. Dalam rangka untuk mencapai semua itu semua menjalankan tugas masing-masing sesuai dengan apa yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan bersama.

Nah, itulah beberapa hal yang bisa kita pelajari dari lebah. Ini hanya persepsi saya yang berasal dari pengamatan sekilas tentang lebah. Ini bukanlah sesuatu yang ilmiah yang masih diperdebatkan.

Blitar, 28 Juli 2012