Sabtu, 07 Agustus 2010

RUNTUHNYA SENDI-SENDI PEMUDA DARI PERANANYA SEBAGAI HARAPAN BANGSA

”Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa mendatang. Masa depan terletak di tangan pemuda”
(Al-Hadits)


Pada masa era milenium ke III ini arus informasi dan teknologi semakin berkembang dengan pesat, hal yang demikian ini juga menyebabkan adanya perubahan, baik itu yang positif maupun yang negatif. Setiap perubahan selalu dinamis, dan tidak semua perubahan dapat diprediksi perlu adanya sebuah analisa yang tajam untuk dapat memprediksikanya.

Arus globalisasi juga tidak dapat dielakan lagi. Kejamnya globalisasi yang sangat mempengaruhi dalam sendi-sendi kehidupan telah memporak-porandakan keadaan sosial, politik, budaya, dan ekonomi serta pendidikan. Suatu negara jika ingin dapat bertahan mau tidak mau harus mengembangkan SDMnya untuk dapat bersaing. Satu-satunya harapan hanya bertumpu pada pemuda bangsa. Karena di pundak para pemudalah masa depan bangsa berada.

Bangsa ini sekarang sedang sakit, karena sakitnya yang sangat parah Indonesia benar-benar terancam bubar dan yang bisa menjadi obatnya adalah pemudanya, seperti sejarah yang tercipta pada bangsa ini. Tidak bisa dibayangkan jika generasi muda bangsa ini kehilagan daya kreatif dan kritisnya terhadap keadaan sosio-kultural. Estafet kepemimpinan terus bergulir dan pada saatnya generasi muda yang akan mengambil alihnya. Coba pikirkan 20 tahun mendatang jika pemuda saat ini sebagai harapan bangsa tidak bisa berbuat apa-apa.
Slogan –slogan tentang kepemudaan bukanlah hanya diwujudkan untuk berbangga diri sebagai genersi muda, tetapi seharusnya lebih digunakan untuk memacu semangat membuat perubahan untuk negeri ini. Tulisan yang sederhana ini mudah-mudahan dapat digunakan untuk refleksi bagi yang berkenan membaca, dan semoga tergugah hatinya untuk menjadi pelopor perubahan dari krisis multidimensial yang ada dalam negeri tercinta ini.

Kilas Balik Sejarah Pemuda Indonesia

Teringat apa yang pernah diungkapan oleh seorang Indonesianist, Benedict Anderson. Ia mengatakan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah pemudanya. Jika kita mengingat sejarah, memang benar apa yang telah dikatakan oleh Ben Anderson, dalam membahas sejarah Indonesia, pemuda selalu menjadi garda depan dalam setiap event perubahan. Di akhir abad XIX pemuda mulai bangkit semenjak alienasi dari segi politik, sosial, ekonomi, dan pendidikan yang diciptakan penjajah mulai hilang pasca politik etis dari belanda. Hal yang demikian dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pemuda Indonesia saat itu, yang kemudian memunculkan pemikiran politik modern dalam perjuangan merebut kemerdekaan.

Sejak politik etis diberlakukan banyak pemuda Indonesia yang memanfaatkanya dengan belajar keluar negeri sehingga memunculkan pemikiran politik modern. Hal yang demikian inilah yang memunculkan berbagai ideologi yang ada di Indonesia khususnya dikalangan pemuda yang kemudian munculnya rasa nasionalisme yang tinggi. Herbert Feith mengungkapakan bahwa pemikiran politik modern (pemuda) di awali oleh bangkitnya nasionalisme modern. Hal ini dapat terlihat dari berbgai peristiwa bersejarah dalam event perubahan di negeri ini.

Awal dari pergerakan nasional yang kemudian memunculkan tokoh-tokoh muda seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir, Natsir, dll. Saat awal pergerakan nasional perjuangan untuk membuat perubahan dalam merebut kemerdekaan beralih. Dulu perlawanan yang seporadis dan bersifat kedaerahan berubah melalui organisasi dan politik. Pada tanggal 20 Mei 1908, Dr. Soetomo mendirikan organisasi Budi Utomo. Organisasi ini bercorak modern yang pada awalnya konsentrasi untuk membangun kesejahteraan masyarakat pedalaman jawa. Yang kemudian selanjutnya disusul dengan pendirian organisasi-organisasi kepemudaan lainya.

Karakteristik kepemimpinan pemuda saat itu selalu ingin mewujudkan Indonesia merdeka dan selalu bereksperimen dengan berbagai ideologi. Misalnya ada M. Natsir dengan ideologi reformis islam, Soekarno dengan nasionalisme ke-Indonesiaan, Hatta dan Sjahrir dengan ideologi sosialisme, dan juga masih banyak lagi yang lainya. Selain dua hal di atas juga menampilkan wajah kooperatif dengan pelbagai organisasi dengan ideologi berbeda jika tujuanya sama (kemerdekaan Indonesia), serta yang paling menonjol adalah selalu memiliki blue print tentang Indonesia yang dicita-citakanya.

Paska gebrakan dengan kebangkitan nasional setelah dua puluh tahun kemudian pemuda membuat perubahan yang besar pada tanggal 28 Oktober 1928 yang sampai sekarang diperingati sebagai hari sumpah pemuda. Pada saat itu seluruh pemuda Indonesia menyatakan bahwa mereka semua bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia. Setelah peristiwa sumpah pemuda semakin kokohlah rasa nasionalisme dan persatuan pemuda Indonesia. Karena pada saat itu Indonesia sebagai simbol bentuk entitas masyarakat yang diperjuangkan telah menemukan bentuk dasarnya dan adanya kesepakatan bahwa pemerintahan Hindia-Belanda sebagai common enemy (musuh bersama).

Kemerdekaan Indonesia juga tidak lepas dari peran pemuda yang sangat besar, Ketika Nagasaki dan Hiroshima di bom atom oleh sekutu. Jepang yang saat itu berkuasa atas Indonesia menyerah kepada sekutu. Maka terjadi vacum of power di Indonesia. Berita ini segera diketahui oleh para pemuda Indonesia. Dan saat ini pula para pemuda bertindak cepat. Hal ini juga dikarenakan adanya perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda. Golongan tua menginginkan kemerdekaan menunggu instruksi dari jepang sedangkan golongan muda menginginkan agar proklamasi segera di ikrarkan. Adanya ketidak sepahaman ini segera saja pemuda menculik soekarno dan mendesak supaya proklamasi segera dikumandangkan. Soekarno dibawa ke Rengas Dengklok untuk diamankan dengan tujuan tidak mendapat pengaruh dari intervensi asing. Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 berkat para pemuda Indonesia menyatakan kemerdekaanya.

Demikian juga peristiwa 10 November 1945 arek-arek Surabaya yang dikomando Bung Tomo dengan bekal semangat untuk bebas dari penjajahan telah berhasil memukul tentara NICA yang mulai merongrong kemerdekaan Indonesia.

Pada masa negeri ini dipimpin Soeharto nampaknya para pemuda dibungkam. Peran pemuda dipersempit, tapi patut dibanggakan juga walaupun akses-aksesnya ditutup masih ada perlawanan dari anak-abak muda yang masih menyisakan idealisme kerakyatan. Seperti yang terlihat dalam peristiwa 15 Januari 1974 atau lebih dikenal dengan peristiwa Malari. Setidaknya masih ada harapan walaupun tuntutan mereka sedikit tidak sesuai dengan harapan.

Peristiwa besar yang sampai sekarang tetap dikenang adalah peristiwa reformasi ’98 juga tak lepas dari peran pemuda. Gerakan pemuda ’98 timbul karena situasi krisis. Krisis moneter yang dimulai sejak Juli ’97 telah membuat rakyat semakin sengsara, krisis ekonomi yang berkepanjangan membuat krisis kepercayaan terhadap pemerintah. Orde baru memang patut untuk tidak dipercayai karena kebijakan-kebijakanya yang selalu membelenggu rakyat, seperti bidang politik penerapan paket lima undang-undang politik. Pada bidang kebudayaan adanya pelarangan buku-buku sastra dan pementasan seni yang berbau kritik.

Peristiwa demi peristiwa selalu melibatkan pemuda dalam setiap momen perubahan. Terbukti dari berbagai sejarah yang terjadi di Indonesia pemuda selalu ambil bagian. Hal yang demikian tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi dimanapun pemuda selalu menjadi garda depan dalam setiap event perubahan. Nampaknya Hasan Al Bann` sudah memprediksikan lewat pernyataanya bahwa sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar-pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan pemuda rahasia kekuatanya. Dalam fikrah pemuda adalah pengibar panji-panjinya.

Kondisi pemuda saat ini

Jika dulu pemuda selalu menjadi ujung tombak dalam setiap perubahan, apakah pemuda sekarang seperti pemuda-pemuda harapan bangsa seperti sejarah yang telah menulis mereka. Perlu adanya sebuah analisa kritis yang tajam untuk menguak keadaan pemuda sekarang. Nampaknya sendi-sendi yang menjadi kekuatan pemuda telah runtuh. Merupakan suatu hal yang lumrah bila saat ini melihat di sana-sini pemuda-pemuda yang ingin hidup enak dengan cara yang cepat dan mudah. Gaya hidupnya sekarang pragmatis, santai, dan amat konsumtif. Yang demikian ini dapat dibuktikan dari berbagai realita yang ada. Sekarang anak-anak muda lebih mengetahui baju-baju model baru daripada buku-buku baru. Kehidupan malam seperti diskotik, dugem, serta clubing. Kehidupan semakin aduhai karena lantunan musiknya yang sepoi-sepoi sampai yang gila-gilaan, telah menempatkan kehidupan malam sebagai lifestyle.


Inilah kenyataan yang ada, sebagian besar sudah tidak mempunyai sikap yang kritis lagi dan semakin cuek terhadap pergeseran etika yang terjadi di masyarakat. Seolah pasrah dan membiarkan saja hal tersebut terjadi.

Kini pemuda yang selalu menempati peran strategis dalam setiap perubahan seperti dalam setiap peristiwa penting telah luntur. Memudarnya kontrol yang dilakukan pemuda terhadap kebijakan pemerintah dan penguasa, hilangya rasa kebanggaan terhadap budaya sendiri juga mulai menjangkiti negeri ini. Sebutan sebagai agent of change dan agent of social control kini hanya simbol semata. Nampaknya perlu penanganan yang serius untuk mengembalikan kembali peranan pemuda sebagai generasi penerus bangsa, jika generasi muda hancur tinggal menunggu kehancuran bangsa ini.

Mempertegas Karakteristik Pemuda Dan Memperkuat Profesionalisme Kepemimpinan Pemuda

Melihat kondisi pemuda saat ini perlu adanya sebuah langkah yang strategis dalam menyelamatkan bangsa ini. Ada hal yang hilang dalam diri pemuda. Di antaranya adalah jati diri dan juga kepemimpinan yang lemah. Banyak sekali tantangan pemuda Indonesia saat ini. Setelah reformasi yang membuat orde baru tumbang yang menandakan satu titik balik proses keterbukaan politik di Indonesia. Yang pada akhirnya melahirkan organisasi-organisasi dengan beragam ideologi yang berawal dari euphoria kebebasan berorganisasi. Ini dapat membawa positif dan negatif, tergantung bagaimana pola menejemenya masing-masing.

Founding father Indonesia, presiden pertama Republik Indonesia dalam pidatonya mengatakan bahwa ia sanggup mengguncangkan dunia dengan sepuluh pemuda. Akan tetapi menjadikan pemuda yang yang bisa meyakinkan sebagai pemimpin tidaklah semudah membalik telapak tangan.

Pemuda Indonesia haruslah mempunyai karakteristik agar bisa berkiprah dalam bumi persada ini. Menurut analisa penulis ada empat karakteristik yang harus ada dalam pemuda Indonesia. Yang pertama, Idealisme. Negara ini tidak akan pernah maju jika pemudanya tidak memunyai jiwa idealisme, tak bisa dipungkiri bahwa setiap pemuda dari dulu sampai sekarang yang terus melakukan dan terlibat dalam perubahan adalah pemuda yang idealis.

Yang kedua, kritis, perlunya kekritisan pemuda dalam menyikapi setiap permasalahan sosial yang timbul termasuk kondisi bangsa saat ini yang akan membuat para pemuda terus melakukan perubahan.

Yang ketiga, ideologis. Ikatan ideologis tidak akan lekang dimakan oleh waktu. Seorang yang ideologis selalu mempunyai pandangan tentang kebenaran yang akan terus menjadi super power dalam diri. Sehingga dalam diri akan berprinsip tiada akhir dalam perjuangan untuk mencapai masyarakat yang diharapkan seperti halnya pemuda-pemuda Indonesia yang pernah tercatat oleh sejarah.

Yang keempat, visioner. Pemuda yang mempunyai pandangan ke depan yang selalu mempunyai cita-cita tentang bagaimana Indonesia ke depan. Sehingga segala sesuatu yang dilakukan selalu terarah dan terukur karena selalu mempunyai targetan-targetan dalam setiap gerakanya.

Selain mempertegas karakteristik perlu juga pemuda yang akan menjadi pemimpin bangsa ini harus memperkuat profesionalisme kepmimpinan. Bagaimana mempersiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan dan perubahan global? Dunia saat ini mengenal pasar sebagai ideologi sistem ekonomi dunia.

Apabila tidak bisa bergerak sesuai dengan keinginan pasar, maka bisa dipastikan akan terhempas oleh persaingan pasar. Tantangan seperti inilah yang menjadi isu strategis pemuda Indonesia sekarang ini. Tantangan seperti ini harus dicari solusi dan metode agar tidak terhempas oleh pasar. Indonesia telah memperoleh yang cukup panjang dari sejarah-sejarah (baca: pengalaman) yang tercipta. Pelajaran berharga inilah yang seharusnya dapat mengembangkan pemikiran dan profesionalisme kepemimpinan pemuda untuk menentuan masa depan bangsa.

Memperkasa kemampuan pemuda sebagai generasi bangsa harusnya datang dari pemuda itu sendiri. Pembentukan pemuda yang hatinya selalu berkobar tidak dapat dilahirkan apabila tidak ada inisiatif dan kesadaran dari kalangan pemuda sendiri untuk memperkasa dirinya sendiri.