Sabtu, 07 Agustus 2010

Seperti Kunang-Kunang

Ketika bendera sudah enggan berkibar
Ketika lentera tak lagi menyala
Lilin pun sudah habis meleleh
Tak ada cahaya
Kecuali cinta dalam hati

Tapi …..
Dimana sekarang aku menemukan hati
Semua sudah mati rasa
Rasa kemanusiaan
Rasa saling menghargai
Rasa toleransi
Seakan semua lenyap dimakan zaman
Apakah zaman sekejam itu
Tapi keyakinanku bukan zaman yang kejam
Manusia-manusia serakah
Manusia-manusia yang rakus
Itu yang kejam

Butir-butir debu yang berterbangan seakan kian menghilang
Butiran debu negeriku adalah hara
Butiran itu terbang bukan karena angin
Karena angin pun mengabarkan tetesan air mata kekejaman orang di negeri sana
Yang tidak kenal peri kemanusiaan
Yang kehilangan moral
Kini semua menanggis
Gunung, sungai, mata air, sawah.
Masihkah ada harapan
Untuk negeri yang terancam bubar ini
Kehidupan yang sejahtera hanya impian
Kemakmuran kian lama kian menghilang

Ibu pertiwi
Apakah mendengarkan jeritan anak negeri
Lihatlah hutan-hutan yang mulai ikut-ikutan menghilang
Lihat juga orang disekitar yang mulai lama kehilangan
Kehilangan rasa malu
Apa yang akan kau perbuat
Untuk yang berada disekitarmu

Malam yang kian larut
Kulihat kunang-kunag dari kejauhan
Membawa cahaya kecil
Semakin banyak kunang-kunang
Semakin banyak cahaya
Walaupun hanya kekuatan kecil
Tetapi jika banyak dan bersatu dapat memberikan penerangan
Aku ingin orang di negeriku seperti kunang-kunang
Selalu bersatu dengan membawa cahaya
Cahaya hati yang akan menerangi setiap langkah kaki
Menerangi setiap getaran jiwa
Jiwa yang tenang.
Untuk menuju sebuah harapan masa depan.

Blitar, 7 juli 2009