Sabtu, 07 Agustus 2010

Sepertiga Malam

Malam yang pekat terus mengusikmu, bukan?
Kegelapan disertai angin malam mulai bertingkah
Dengan menghembuskan nafasnya melalui celah-celah ventilasi kamarmu
Tapi tak kau hiraukan,
Kau malah mengambil selimutmu dan menutupkan padatubuhmu yang mulai kedinginan.
Sebenarnya tak akan kau pungkiri bahwa setiap hari dalam kegelapan malam
Ada cahaya yang terang yang selalu memberikan terangnya kepada semua orang

Angin menyapamu lagi.
Tapi kali ini kau biarkan dingin mengusik tubuhmu.
Tapi tak kau hiraukan juga ajakannya merajuk untuk bercumbu di ruang sunyi
Entah kesunyian atau kekosongan yang terkonsentrasi
Untuk menjemput datangnya fajar yang membawa embun mendesir dengan kalimat-kalimat yang membebaskan jiwa.
Mulai dari istighfar ke tahmid
Dari tahmid ke tasbih
Sampai terus menerus
Sampai yang terakhir ke tahlil.

Tapi
Dari sekian ajakanya dingin selalu mengalahkanmu.

Blitar, 16 Oktober 2009