Dakwah atau Dakwah
Ada sebuah cerita yang menarik tentang dakwah Islam akhir-akhir ini. Sekelompok orang paling Islam berdakwah dengan teriak-teriak Allahuakbar. Tapi anehnya mereka tidak menirukan akhlaq nabi cara berdakwahnya, kalau nabi dengan kelembutan, dengan perbuatan baik-baik yang tidak menyakiti, tapi ini mengikuti nabi katanya malah menakut-nakuti dengan membawa pentungan. Jika tidak mengikutinya dituduh kafir dan tentu semua tahu habis babak belur dihajar.
Setahu saya mereka yang mengatasnamakan mengikuti nabi malah menjauhi akhlaq yang telah nabi Muhammad saw pemimpin kita semua ajarkan. Aku sendiri jadi bingung mereka dalam berbusana seperti orang mengikuti nabi katanya tapi kelakuanya kok seperti itu. Yang saya pahami berdakwah itu menjadikan orang jauh dengan Islam semakin dekat dengan Islam. Yang dulunya tidak tertarik dengan Islam semakin tertarik dengan Islam. Ini malah membuat orang semakin menjauh dengan Islam. Sebenarnya ini dakwah yang benar atau dakwah yang salah.
Mungkin kita perlu belajar banyak tentang dakwah yang baik yang bisa diterima masyarakat banyak sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara penyampai dakwah dan yang di dakwahi.
Sebagai muslim kita punya kewajiban tiga terhadap Islam itu sendiri. Yang pertama adalah mempelajari, yang kedua adalah mengamalkanya, dan yang ketiga adalah mendakwahkanya.
Dalam berdakwah tidak serta merta kita hanya ngomong yang baik-baik saja tetapi bagaimana kita bisa mencontohkanya dan menguasai. Jadi ketiga aspek harus ada dulu dalam hal ini mempelajari Islam sampai menguasai, mengamalkanya baru mendakwahkanya.
Dakwah menurut Syekh Ali Mahfudz adalah mengajak manusia kepada kebaikan, amar ma’ruf nahi mungkar supaya bahagia dunia dan akhirat. Dalam pengertian ini bisa dikatakan bahwa dakwah adalah setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, sesuai dengan garis aqidah, syari’ah, dan akhlaq islamiyah.
Sesuai dengan perkembanganya zaman dakwah sekarang mengalami perkembangan dan banyak metode, kalau dulu dakwah hanya dilakukan dengan lisan. Tetapi sekarang banyak juga dakwah yang dilakukan dengan pena, dan juga langsung menjadi suru tauladan yang baik. Biasanya dikenal dengan bilisan, bilqalam, dan bilhal.
Seharusnya ketiga aspek ini merupakan suatu terobosan yang luar biasa karena dimana celah sekecil apapun dapat digunakan untuk berdakwah. Dalam hal bilqalam misalnya, ini dakwah yang dilakukan dengan tulisan baik di Koran, majalah, bulletin, dan buku. Kita tahu kalau dengan lisan orang biasanya dalam waktu-waktu tertentu untuk melakukan ini. Dan itupun kalau orang-orang mau datang dalam pengajian itu. Sedangkan dakwah dengan tulisan orang akan membaca bisa dalam waktu santai.
Dalam menjalankan dakwah setidaknya ada beberapa yang perlu diperhatikan setidaknya ada empat yaitu input, konversi, out put, dan feedback. Input ini perlu diperhatikan karena ini sangat mendukung sekali pesan yang kita berikan bisa diterima atau tidak. Kita tidak mungkin memberikan materi yang muluk-muluk dan tinggi melangit jika inputnya belum memahami dasar.
Konversi, yang dimaksud dengan konversi adalah bagaimana cara kita bisa mengerti kondisi masyarakat agar kita bisa diterima tanpa ada pertentangan dengan masyarakat. Hal ini sangatlah perlu demi terjadinya komunikasi dan rasa kebersamaan. Out put merupakan hasil dari apa yang kita berikan. Dan tentu yang juga tak kalah pentingnya adalah feedback (umpan balik).
Apa yang perlu dipahami sebelum kita terjun dalam masyarakat sebelum berdakwah? Ini merupakan pertanyaan yang harus dijawab terlebih dahulu.