Malam-malam yang dingin
Nafasku terus menghempaskan dalam suara keheningan
Secangkir kopi dan setumpuk buku usang dalam ruangan
Tidak tergerak dalam pandangan
Goresan-goresan penaku kaku
Tak lara untuk melukiskan dalam dinginya malam
Apa yang kau tahu
Ketika aku hanya terdiam
Duduk termenung penuh tanya
Dalam sudut kehidupan yang terbuang
Dalam kalam harapan yang teringat
Di atas kertas usang
Di situ ku merajut
Apa yang hendak aku tuju
Ketika keterasingan menghujaniku
Apa yang hendak ku buat
fikiran melayang hilang tak beraturan
Kosakata-kosakata menjadi rancu tak bertuan
Terdengar olehku suara sayup
Bangunlah,, bergeraklah,,
Akupun terheran-heran penuh keraguan terhadap pendengaran
Ujung-ujung jari kini melemaskan syarat
Dalam sudut kota ku terbuang
Ku melempar angan-angan
Angan-angan dan impian besar
Dayar kalau metafora dan terajut pembaharuan
Melintas batas-batas
Menyatu dalam lara
Majemuk dan tertakzimkan
00.06 WIB
Blitar, 08 Maret 2012