Sabtu, 13 Januari 2024

HEALING (3); NGARET

Deandles saat usia 7 bulan

Sebenarnya konteks tulisan ini agak terlambat jika ditulis sekarang. Karena memang tulisan ini seputar tentang peringatan kemerdekaan Indonesia. Ide tulisan ini juga muncul di bulan Agustus tapi belum sempat menuliskannya karena memang kesibukkan yang sangat padat merayap. Dan saya juga harus berpura-pura sibuk supaya dianggap seperti orang penting.

Ini alasan yang tepat untuk alibi saat mempublish tulisan ini. Tapi melihat fenomena masyarakat yang bulan September masih banyak yang merayakan kemerdekaan Indonesia maka saya lanjutkan tulisan tentang peringatan kemerdekaan ini.

***

Lihatlah terlebih dahulu gambar paling atas dengan seksama dan dalam tempo yang tidak terbatas, tetapi jangan seperti bercermin. Ini adalah salah satu hewan yang setiap hari harus saya urusi. Harus saya manjakan setiap harinya. Kasih makan minum, bahkan kadang saya masakan khusus untuk si doi.

Tubuhnya putih, besar dan galak. Bagi seusianya badanya termasuk kategori bongsor. Saat bulan agustus kemarin usianya masih 7 bulan. Bahkan dengan punya tetangga yang usianya diatasnya masih besar si doi. 

Orang menyebutnya berjenis cross texel. Ada cross karena persilangan dengan jenis lokal agar mampu beradaptasi dengan iklim dan cuaca di Indonesia. Domba jenis texel sebenarnya jenis ini dari Belanda. Pemberian nama texel sesuai dengan daerah asalnya yaitu, Pulau Texel di Belanda yang tepatnya di Provinsi Noord Holland.

Saya mulai mengadopsinya tepat pada tanggal 17 Agustus bulan lalu. Tepat saat HUT RI, kemudian saya memberinya nama si doi yaitu Deandels. Karena adanya kesamaan atau kemiripan, sama-sama galak. Sama-sama dari belanda. Sama-sama bertubuh tinggi besar. Dan yang terpenting sama-sama yang memberinya penghidupan adalah orang-orang pribumi nusantara. Kalau Deandels penjajah dulu dihidupi oleh para rakyat jaman dulu, sedangkan Deandels si doi dihidupi juga oleh orang nusantara masa kini, ya saya ini.

Itung-itung sambal mengingat perjuangan bangsa ini saat masa penjajahan Belanda. Mungkin sudah banyak yang lupa siapa itu deandels, atau mungkin malah tidak tahu. Jangan bilang dulu saat pelajaran sejarah pas tidak masuk sekolah karena alasan tertentu, sakit misalnya.

Nama lengkapnya Herman Willem Deandels. Walaupun orang Belanda tetapi Deandels bukanlah orang nya kerajaan Belanda tetapi ia adalah orang kepercayaan Napoleon Bonarparte. Saat itu belanda sedang dikuasai Perancis dan deandels memang dari awal orang yang tidak membelot dari belanda dan ikut bergabung dengan Perancis. Saat Napoleon menyerang Belanda dan Kerajaan Belanda kalah kemudian meminta bantuan ke kerajaan Inggris, Deandels di beri jabatan sebagai Gubernur Hindia-Belanda nama Indonesia saat itu.

***

Setiap sore hari, saat matahari sudah mulai redup di ufuk barat. Tugas rutin adalah harus ngaret mencari makanan untuk Deandels. Suasana desa sangat khas memberikan ketenangan tersendiri suara angain disertai buru-burung liar menambah suasana lebih damai. Anak-anak ramai bermain layang-layang. 

Dalam ngaret ada hal yang menarik tentang rumput. Pak Tani menanam jagung tumbuhlah rumput sebagai gulma, sedangkan saat menanam rumput mengapa tidak tumbuh jagungnya. Ini berarti setiap berbuat kebajikan pastilah selalu ada celah kekurangannya, entah itu hati yang riya’, komentar netizen yang sewot, tau lainnya. Tetapi jika berbuat keburukan tidak akan pernah ada kebaikaanya. So, teruslah berbuat baik, kalau tumbuh rumput (gulma) kita potong (ngaret) untuk makanan domba.