Selasa, 11 Juli 2023

GABUT XII; SLUKU BATHOK (SULUKAL BAQO)

Sampul Kitab Khazintul Asror Penernit Toha Putra

 

Musim liburan telah tiba, anak saatnya liburan sekolah juga liburan di pesantrenya. Sampai rumah seperti biasa saya meminta sesekali adzan di masjid. Saat pujian yang dilagukan adalah sluku-sluku bathok. Tembang lagu sluku-sluku bathok ini saat saya masih kecil saat diajari menyanyi sama orang tua juga diajari lagu sluku-sluku bathok ini.

Iramanya khas Jawa bahasanya sudah pasti juga memakai bahasa Jawa. Lagu ini rasanya tidak pernah hilang ditelan jaman. Setiap ada arransement baru pasti menarik walaupun sebenarnya lagunya lama, bahkan sangat lama sekali.

Saya kira lagu ini bukan hanya sekedar lagu. Tapi adalah lebih pada sebuah pembelajaran hidup di dunia. Sebuah Ilmu yang sangat mendalam tetapi dikemas dalam nuansa yang santai dan sangat menyenangkan. Mungkin para ulama terdahulu dalam berdakwah lewat budaya memakai kaidah berikut,
 
فاسلكي سبل ربك ذللا  
 
Dan tempuhlah jalan rabb-mu yang telah di mudahkan
 
Jika bisa dipermudah kenapa di persulit, mungkin itu yang membuat para wali menggunakan cara-cara dakwah yang asyik tanpa menghilangkan inti ajaran sesungguhnya. Dalam hal ini contoh tembang sluku bathok adalah tembang tasawuf yang sangat dalam inti ajaranya, akan tetapi di tangan para wali dengan indahnya di sampaikan dengan nada, dan lagu seakan terkesan lagu untuk permainan. Dengan cara yang luar biasa ini, sehingga mampu menarik hati, sehingga hati yang taslim siap menerima ajaran islam.
 
Tembang Jawa sluku bathok sebenarnya tembang tersebut memiliki makna yang luar biasa. Yakni tembang yang menceritakan tentang hubungan antara manusia dengan tuhannya, serta kewajiban manusia selama masih hidup. Sluku dari kata suluk, Sayyid Muhammad Haqqi an-Nazili menulis kitab Khazintul Asror dan di dalamnya ditemukan sebuah kata-kata yang sangat mirip bila disandingkan dengan syair tembang sluku bathok. Dan sebagian besar kitab tersebut banyak menjelaskan tentang ilmu haq filqolbi, seperti misalnya tentang dzikir dan tentang thoriqoh, seperti yang diterangkan tentang thariqah naqsabandiyah. Karena kitab ini diajarkan dalam Thoriqoh Naqsabandiyah.
 
Adapun syair tembang sluku bathok dan kalimat-kalimat syair yang ada di kitab khazinatul asrar tersebut ternyata mengandung makna filosofi yang tinggi, yaitu tentang cara atau jalan yang harus di tempuh untuk mendapatkan ilmu haq filqolbi.
 
SLUKU SLUKU BATHOK BATHOKE ELA ELO.
USLUK SULUKAL BAQO' BAQOO'UHU LAA ILAAHAILLALLOOH
 
“Menyelam lah (laku suluk dan Dzikir) dengan jalan Holwat dan uzlah. dengan terus menerus melatih dan melafalkan kalimah dzikir Laa ilaahaillalloh di lisan maupun di dalam hati (tentu dengan bimbingan seorang guru mursyid).
 
SI ROMO MENYANG SOLO OLEH OLEHE PAYUNG MOTHA.
SIRROMAA YASHILU ILALLOH FAHAYYUN LAAYAMUUT.
 
Dengan jalan suluk dan dzikir (uzlah dan khalwat) seperti itu, maka hati akan bisa selalu wushul kepada Allah selalu hidup tak pernah padam.
 
Kenapa demikian? karena khalwat dan uzlah adalah merupakan Jihad linafsih, dimana di dalamnya adalah bertapa tanpa aktifitas dunia, dan hati senantiasa berlatih konsentrasi kepada Alloh dengan bimbingan guru secara khusus. Sebagaimana dicontohkan Nabi Muhamad Saw, beliau bertapa di gua hira’.
 
MAK JENTIT LOLO LOBAH WONG MATI ORA OBAH
FAJADID LAHUL HUBBAH FABAATINUHU BIL MA'RIFAH
 
Dan dengan jalan suluk itu maka akan hadir di dalam hati kecintaan kepada Allah. Dan batin menjadi makrifat kepada Allah. Yaitu setelah seseorang melakukan khalwat atau uzlah maka dirinya akan merasakan di dalam hatinya sebuah perubahan yang sangat mendasar. Terutama mulai mengerti tentang siapa dirinya yang sebenarnya, dan siapa tuhan yang harus disembah sebenarnya. Dia akan dengan sendirinya mengalami perubahan tentang bertambahnya kecintaan terhadap tuhannya yaitu ditandai dengan memudarnya kecintaan yang berlebihan terhadap duniawi.
 
Perubahan itu terjadi karena kehendak Allah bukan karena keinginan nafsiah akalnya, mulai terbentuklah sifat kesabaran dan berkurangnya sifat amarahnya. Karena nafsu dihajar dengan puasa dan laku prihatin lainya. sehingga sampai terbukanya bashirah (mata ruhani) sehingga bila dilakukan dengan terus-menerus dan sabar maka dia akan masuk pada pintu makrifat billah. Tentu penjelasan ini tidaklah sesederhana ini dan juga tak serumit yang dibayangkan. karena keterbatasan ruang. karena ilmu ini bila dijabarkan maka takkan pernah ada batasnya, namun bila dijalani juga tak sesulit yang dijabarkan.
 
YEN OBAH MEDENI BOCAH YEN URIP GOLEKO DUIT
BAYYINUL MAHABBAH BIDAWAMIL MUROQOBAH BAYYINUL MA'RIFAH BIL BAQOOITTAFWIDZ
 
Perwujudan mahabbah/ kecintaan itu adalah hatinya akan selalu taqarrub kepada Allah. Dan perwujudan makrifat itu berubahnya diri menjadi pribadi yang lebih sempurna.
 
Begitulah, betapa luhurnya pesan yang termaktub didalam syair tembang sluku-sluku bathok ini. Walaupun tembang ini terkesan hanya sebagai tembang biasa, namun bila diambil hikmah dari isi kandunganya, maka sesungguhnya akan mengantarkan manusia itu menuju jalan Insanul kamil.
 
 
Diolah dari berbagai sumber