Kamis, 10 November 2011

BERDISKUSI DENGAN SEJARAH

Hari ini aku mencoba berdiskusi dengan sejarah. Sulit rasanya untuk memahami hidup jika tidak belajarnya dari sejarah. Dari sejarah-sejarah itu merupakan pelajaran yang sangat mahal. Banyak sekali para sejarahwan yang mengungkapakan sejarah. Mereka menulis sejarah bukan hanya sekedar menulis cerita-cerita masa lalu, tetapi lebih dari itu yaitu mencari kebenaran tentang sejarah manusia.

Jas merah atau jangan sekali-kali melupakan sejarah, begitu Soekarno mengatakanya. Ya… belajar dari sejarah dalam mencari pelajaran yang baik adalah dari sejarah, experience is the best teacher. Tapi sayang sejarah itu bengkok, Inilah yang tertulis dalam buku “Tempe Bernama Indonesia” yang ditulis Hermawan Sulistyo. Dan ternyata memang benar kalau sejarah itu bengkok. Aku hari ini mulai menemukanya. Sejarah dari peristiwa yang sama pasti akan berbeda dengan hari esok. Tergantung dari rezim yang berkuasa. Soeharto mencontohkanya.

Waktu kecil aku sering melihat film G30S/ PKI yang selalu diputar setiap satu tahun sekali yaitu setiap pada tanggal 30 september. Peristiwa sangat dasyat katanya orang-orang seperti itu. Karena juga mengenang peristiwa kudeta yang dilakukan PKI. Dan digambarkan dengan jelas bahwa dalam peristiwa ini seolah-olah Soeharto sebagai pahlawan. Maklum, hal ini untuk melegitimasi kekuasaan dan menguatkan citranya di masyarakat.

Seiring dengan berjalanya waktu fakta-fakta mulai terungkap. Seiring pasca reformasi yang memberikan kebebasan. Orang-orang yang diancam kini mulai berani bicara. Saksi-saksi hidup sudah berani bicara. Soeharto yang dulu pahlawan kini dihujat banyak orang. Apakah sejarah yang bengkok itu akan terus terjadi???

Sekarang ini aku pun masih ragu apakah sejarah ini lurus. Karena sejarah selalu membenarkan yang menang dalam pertarungan. Lebih-lebih dalam politik.

Sejarah itu tidak lepas dengan fakta-fakta sosial. Sejarah manusia adalah sejarah penindasan, ini sebagian kata-kata yang kku ingat dalam film GIE. Hari ini aku juga memahami hasil diskusiku dengan sejarah. Ternyata sejarah yang tertulis hari ini adalah sejarah yang ditulis atas pembenaran dari penindasan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri.

Jika sudah begini dari mana lagi aku akan belajar mencari makna hidup. Bingung hati ini mencarinya. Tapi mungkin aku tetap akan belajar dari sejarah. Sejarah yang bukan atas nama penindasan yaitu dari sejarah yang tertulis hari ini yang selalu didasari dari perasaan skeptis.

Blitar, 20 April 2009