Kamis, 10 November 2011

INDONESIA BERDUKA

Indonesia kembali berduka. Presiden dengan kebijakan yang sepihak telah memutuskan menaikan gaji semua eksekutif. Dari presiden sendiri, para menteri, sampai bupati. Kerja saja belum di mulai kok tambah gaji.

Negeri ini benar-benar dipegang penguasa bukan pemimpin. Dimanakah letak hati nuraninya? Entah hilang atau memang ada setan yang merasukinya. Ketika banyak masyarakat Indonesia yang masih kelapran, tidur di kolong jembatan, banyaknya pengangguran. Tapi penguasa itu malah dengan sengaja menaikan gajinya. Itulah konsekuensi kalau memilih wakil yang kurang mengerti masalah-masalah sosial.

Budaya-budaya oposisi harusnya tetap ada. Karena oposisi inilah yang akan menjadi kontrol. Dulu PDIP yang getol dengan semangat oposisi kini merapat dengan birokrasi. Dengan jabatan-jabatan yang strategis.

Organisasi-organisasi gerakan mahasiswa yang pasti akan melakukan aksi perlawanan dalam isu ini. Tetapi seberapa efektifkah gerakan-gerakan ini. Bukanya pesimis atau ragu. Tetapi, telinga para wakil-wakil rakyat sudah tuli akan jeritan-jeritan kesakitan negeri ini.

Otoriter mulai menjangkiti penguasa negeri ini. Media massa kurang berani meneriakan dengan lantang keadilan dan kebenaran ini. Sehingga sedikit sekali kontrol akan hal ini.

Kepada orang-orang yang punya idealismelah negeri ini akan aman. Terkait dengan idealisme jaman sekarang, masihkah ada jiwa-jiwa yang idealis. Sekarang kalau ngomong masalah idealis pasti akan ditertawakan orang.

Indonesia yang malang, Sudah sakit akut tapi masih juga di cekik oleh anak negeri sendiri.

Blitar, 30 Oktober 2009