Kamis, 10 November 2011

MASIH ADA HARAPAN UNTUK NEGERI INI

Katanya bangsa ini mempunyai karakter yang tidak dipunyai bangsa lain yaitu kekeluargaan, kebersamaan, kesetia kawanan, yang diwujudkan dalam prilaku setiap hari seperti gotong royong, dan selalu menghormati orang lain. Tapi sayangnya mungkin hanya tinggal cerita indah masa lalu, karena saat ini telah kuperhatikan bangsaku sudah kehilangan identitasnya sebagai bangsa yang berkarakter.

Sikap individualisme, konsumtif, telah menjangkiti bangsaku yang besar ini. Sebenarnya bangsa ini unik, bangsaku namanya Indonesia, negaraku namanya juga Indonesia, bahasa nasionalku adalah Indonesia, dan tanah airku namanya Indonesia. Maka dapat disimpulkan bahwa negaraku, bahasaku, dan bangsaku, serta tanah airku adalah Indonesia. Seperti yang ku ketahui bangsa negara lain tidak ada yang yang seperti Indonesia. Negara Jerman bangsanya adalah bangsa Arya, Inggris adalah bangsanya adalah Angelo Sexon, Meksiko bangsanya Indian, Apalagi Amerika serikat malah bukan penduduk asli yaitu orang buangan dari kerajaan Inggris.

Dari pengalaman yang telah aku jalani ternyata karakter bangsaku mulai luntur sejak arus globalisasi mulai menggerogoti Indonesia. Globalisasi telah menampakan wajahnya dengan kesejahteraan, kemudahan, yang lebih baik tetapi lebih individualistik. Tetapi fakta berkata lain, gobalisasi ternyata telah mencabik-cabik dan meluluh lantahkan dunia tak terkecuali Indonesia. Bangsaku kini telah lupa diri. Mungkin ini bagian dari hegemoni barat yang berhasil membuat hancur mental bangsa ini.

Karakter bangsaku telah rusak, mungkinkah dapat kembali seperti dulu, atau mungkin hanya sebuah impian???.

Tetapi hari ini aku tidak pesimis lagi. Dengan penuh keyakinan ternyata masih ada karakter bangsa yang dulu besar di bagian daerah yang terpencil. Walaupun sedikit tetapi aku bersyukur masih bisa menemukan bener-benar Indonesia banget...!!!. tidak hanya dongeng, tidak hanya cerita yang berbentuk tulisan, tidak hanya angan-angan. Aku sangat bersyukur masih bisa melihat keramahan masyarakat di sini. Ingin rasanya seluruh negeri ini keadaanya seperti di sini. Baik di kota maupun di desa, penuh solidaritas, berbudaya dan kebersamaan yang tinggi.

Semakin lama hegemoni barat semakin menjadi-jadi tapi aku akan mencoba membuat harapan selalu membongkar hegemoni barat itu. Walaupun hanya kecil, tapi bagiku lebih baik dari pada tidak ada sama sekali. Kapan lagi kalau tidak mulai sekarang, dari yang terkecil dan dari diri sendiri.


Blitar, 30 Januari 2009