Dalam kehidupan bermasyarakat selalu ada saja yang hal-hal yang janggal. Antara teori dan dan realita selalu saja ada yang tak sama. Hal ini menandakan bahwa dinamika sosial selalu bergerak lebih cepat daripada hanya sekedar teori. Keberagaman masyarakat selalu memunculkan hal-hal yang beragam pula, terutama permasalahan sosial. Baik permasalahan individu atau kelompok. He.. lucu memang. Permasalahan yang kulihat hari ini adalah masalah ideologi. Harusnya ada ideologi pemersatu untuk negeri ini.
Hari ini aku sedikit bingung. Ada banyak pertanyaan yang menghinggapi di kepalaku. Semua ngomong tentang ideologi. Tapi mengapa ideologi yang diomongkan dikhianati. Suatu saat ia ngomong ingin memperbaiki kerusakan, nyatanya hari ini ada yang masih berfikir meminjam istialh Ignas Kleden yaitu Final Logic (hanya mementingkan tujuanya sendiri tanpa memikirkan kerugian/harga sosial yang ditanggung).
Perlahan-lahan langit semakin gelap menandakan semakin malam ditambah awan mendung yang hitam. Detik demi detik, menit demi menit terus berlalu. Waktu berjalan tanpa bisa ku hentikan. Malam ini telah kulihat film Soe Hok Gie untuk kesekian kalinya. Ada sedikit perbincangan yang ku garis bawahi yaitu perbincangan antara kiri dan kanan. Beberapa hari yang lalu juga telah kubuka internet dan hari ini kubuka lagi dan ku baca ulang. Di situ juga tertulis adanya perdebatan antara kiri dan kanan. Mungkin cara perjuanganya yang berbeda.
Kiri dan kanan…. entah istilah apa lagi ini. Walapun dalam hati kecil aku agak condong ke pemahaman kiri. Tapi mengapa kiri selalu di identikan dengan warna merah, komunis, otoriterianisme, totaliteranisme, marxisme, dan atheisme. Tapi beberapa juga tokoh islam yang mengklaim dirinya kiri. Beliau-ini ulama seperti Hasan Hanafi, Ali Asghar Al-Engineer, Ali Syariati. Toh mereka juga tidak atheis. Atau ini hanya wacana dari orang-oarang yang terancam kedudukanya karena kiri selalu identik dengan perlawanan dan pembebasan.
Apakah mereka akan dianggap kafir karena telah menafsirkan Al-Quran dengan filsafat yang lebih humanis dan lebih membebaskan untuk orang-orang yang termarjinalkan yang identik dengan kiri. Apakah mereka salah yang selau berdo’a dan berdzikir untuk orang yang teraniaya dan sesamanya?
Kanan. Kanan selalu identik dengan pro sistem ini benar atau salah. Aku bukan tuhan yang punya wewenang menentukan kebenaran sejati. Yang bisa aku lakukan adalah mencari kebenaran itu.
Aku tak mau terjebak dengan istilah kiri atau kanan. Apapun yang saya lakukan yang pentig punya manfaat baik untuk diriku maupun untuk orang lain. Kalaupun saya dicap kiri tak masalah atau di dicap kanan okey-okey sajalah. Yang terpenting saya akan melakukan sesuatu dengan keyakinanku.
Realita hari ini akan terus ku gugat dan terus kucoba kutata walau hanya satu titik…?
Blitar, 1 April 2009