Hari semakin siang, matahari telah memancarkan sinarnya. Awan yang putih di langit yang biru kelihatan indah. Tapi suasana siang yang semakin panas membuat diri tidak nyaman. Waktu terus bergulir. Dari masa ke masa. Detik demi detik terus berlari berganti ke menit. Dari menit ke jam. Itulah suasana hari ini yang kurasakan.
Tadi siang aku berkumpul dikerumunan banyak orang. Orang yang bermacam-macam. Pada keramaian itu sesekali aku mengamati orang-orang yang berinteraksi denganku. Dari yang bercanda sampai yang serius. Karena hari ini adalah hari yang sangat sibuk maka setiap orang pun juga sibuk dengan urusan masing-masing walaupun satu tujuan.
Dalam hati sempat merenung sejenak dan ku pahami bahawa ternyata perbedaan itu sangat indah. Membuat hidup tidak monoton. Hidup terasa lebih berwarna dengan perbedaan. Jadi teringat saat aku berdiskusi dengan tetangga beberapa bulan yang lalu ketika membicarakan tentang keberagaman. Saat itu temanku pernah berkata mengutip salah satu tokoh Indonesia yaitu Riyas Rasyid “Jika semua dalam keseragaman hilanglah identitas seseorang”.
Ya…. identitas memang perlu seseorang itu mempunyai identitas. Identitas tidak harus sama tetapi identitas bisa berbeda-beda. Aku pun berfikir lebih dalam lagi bagimana seandainya jika pola pikir dan sifat seluruh manusia ini sama. Pastinya akan sangat menjenuhkan karena pluralitas dalam berfikir akan menjadi sebuah dinamika kehidupan yang lebih menarik dan bervariasi. Dari perbedaan pendapat, perbedaan tindakan, dan juga perbedaan pandangan dalam menyikapi masalah.
Perbedaan ini merupakan kontrol sosial yang paling efektif, karena dengan sendirinya fenomena sosial maupun patologi masyarakat akan mempunyai solusi-siolusi yang lebih banyak. Maka dari itu aku selalu semua mengungkapan perbedaan pendapat. Untuk sebuah kalimat yang hari ini aku susun yang dapat kupahami dari dialektika sosial ini adalah “Derukan perbedaan pendapat sebagai kontrol sosial”.
Aku menolak keseragaman, karena keseragaman akan melahirkan kejumudan dan monoton dalam kehidupan. Tetapi perbedaan itu harus dibungkus dengan kesatuan tujuan yang jelas, agar tidak akan pertentangan yang mendasar. Yang seharusnya perbedaan itu membawa ke arah yang lebih dinamis malah menjadi yang lebih statis.
Blitar, 13 April 2009