Masyarakat Indonesia yang aku kasihi karena belum saja bangkit dari keterpurukanya. Hari ini banyak orang yang membicarakan kerakyatan. Ada beberapa yang aku ketahui dari masyrakatku ini. Dan aku lebih sepakat lagi karena ini langsung berasal dari hati mereka. Kita harus pahami objek tidak terpengaruh oleh subjektivitas dari sebuah idealitas diri sendiri, Idealis sangat bagus tetapi ketika sudah berada pada masyarakat yang plural harus kita lentur tidak kaku dengan persepsi yang sangat subjektif walaupun berangkat dari idealisme kita. Pergerakan yang dilakukan harus memberi contoh pada masyarakat. Masyarakat Indonesia berfikir praktis. Kita memang punya gagasan tapi gagasan itu tidak di dengungkan retorika kita yang hanya pada tataran wacana. Dan masyarakat akan cenderung menirukan jika sudah dilakukan dan itu riil dapat dilihat dan terbukti. Masyrakat lebih simple kalau punya gagasan tentang ekonomi kerakyatan yang bisa langsung riil diterapkan di lapangan. Jangan hanya Cuma sekedar gagasan tetapi bagaimana gagasan itu bisa terwujud dalam kehidupan riil. Kecuali kalau itu hanya dapat dapat diterapkan dalam sistem karena jika menyangkut sebuah sistem sedangkan tidak punya masuk dalam sistem pastilah tidak bisa berbuat apa-apa.
Perjuangan memang sangat melelahkan. Perjuangan untuk menjadi pejuang bukan pecundang. Pecundang bukan pejuang. Pejuang itu banyak gagasan dan dapat mengimplementasikanya. Gagasan perubahan untuk menuju hidup yang lebih baik. Gagasan itu tidak hanya jadi retorika tapi realita.
Blitar, 25 April 2009