Rabu, 08 Februari 2012

Yang Mana Pancasila?


Teringat waktu pertama kali masuk sekolah dulu saat kecil. Dengan lugu dan polos, aku malu-malu mengikuti sekolah TK (Taman Kanak-kanak). Namanya masih kecil jadi apa saja ditirukan dan dihafalkan. Walaupun kadang juga sekali-kali bergurau sendiri waktu diajar oleh guru.

Namanya juga anak-anak --- menurut orang-orang --- yang kupahami tentang anak-anak adalah bagaikan kertas putih. Apa yang akan diajarkan pada anak-anak pada saat itu akan terkenang selama hidupnya. Makanya pendidikan yang baik harus benar-benar diperhatikan saat anak-anak. Ketika ia melihat kekerasan maka ia pun akan melihatnya dan menirukanya. Lugu, lucu, imut begitulah kiranya. Jadi terbayang di pikiranku aku dulu saat masih kecil lugu, lucu, dan imut gak ya... kalau menurut orang tuaku begitu tapi gak tahu menurut orang lain. Hehehe.. bisa jadi imut-imut bisa juga amit-amit. Ah... jadi nglantur kemana-mana.

Teringat juga dengan jelas dikepalaku sampai saat ini. Waktu itu setiap hari sebelum masuk kelas selalu berbaris di halaman sekolahan. Lalu, selalu giliran setiap siswa membaca pancasila dan ditirukan oleh siswa lainya. Setiap hari satu anak. Besoknya giliran siswa yang lainya. Ketika saat giliranku menghafal di depan siswa yang lain dengan malu-malu aku menyuarakan dengan keras
kira-kira seperti ini, mudah-mudahan saja tidak salah.

Pancasila
Satu, ketuhanan Yang Maha Esa
Dua, kemanusiaan yang dan beradab
Tiga, persatuan Indonesia
Empat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Lima, keadilan sosial bagi seluruh trakyat Indonesia


Menurut Anda salah gak Pancasila yang seperti itu? Setelah selesei dengan rasa bangga dan sambil malu-malu aku kembali ke barisan dan masuk kelas satu persatu.

Setelah TK tamat, aku melanjutkan sekolah, tentunya aku gak mau dong hanya lulus TK berhenti sekolah. Saat itu ada mata pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) walaupun pada tahap selanjutnya PMP ini dihapus diganti dengan PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) dan sekarang yang aku tahu berganti lagi PKn (Pendidikan Kewarganegaraan). Apapun namanya intinya tentang pancasila, itu yang kutahu.

Maaf ya.. lagi-lagi aku hanya memaparkan yang kuingat saja, hehehe. Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun utama pancasila tercantum pada preambule (pembukaan) Undang-Undang Dasar ’45. Guruku waktu itu menjelaskan pancasila tidak serta merta ada begitu saja. Katanya pancasila adalah kristalisasi dari kehidupan bermasyarakat bangsa ini sejak masa lalu yang kemudian dirumuskan menjadi pancasila oleh pendiri negara ini atau istilah kerennya founding father. Maaf lagi ya... lidahku agak kagok baca itu.

Perumusan pancasila saat itu dipersiapkan untuk dasar negara tercinta ini oleh BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia) yang beranggotakan sembilan orang dan ada berbagai unsur ada di situ. Pokoknya komplit masing-masing golongan terwakili.

Pada tanggal 29 Mei 1945 Muhammad Yamin berpidato tentang lima dasar dengan rumusan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia.

Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 mengemukakan lima dasar tentang pancasila yang sekarang dikenal dengan hari lahirnya pancasila. Dalam pidatonya itu kurang lebih begini:

Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.

Wah... siapa yang tidak bangga dengan isi pancasila. Dan ternyata setelah saya cek yang pancasila benar seperti apa yang saya ingat dulu dan sampai sekarang tidak berubah. Benar-benar luar biasa. Andai saja pancasila ini sampai saat ini benar-benar menjiwai semua anak bangsa ini pasti tidak akan ada kelaparan, tidak ada kemiskinan, tidak ada konflik horisontal, tapi masih andai itu semua.

Bagaimana tidak cuma andai saja? coba kita melihat perjalan pancasila ini. Semakin lama budaya globalisasi telah melunturkan pribadi pancasila yang ada dalam diri anak bangsa. Orang paling getol ngomong pancasila aku tidak bisa percaya seratus persen kalau jiwanya ada pancasila. Tidak usah aku sebut contohnya ya... semua pasti tahu kok.

Ketika orde lama tumbang lalu rezim di negeri ini berganti menjadi rezim orde baru. Rezim ini malah mengaku pancasilaisme lo... sampai memunculkan istilah baru yaitu demokrasi pancasila, tapi sayangnya yang menjadi orang-orang penting orde baru tidak mengerti pancasila. Mereka hanya menghafal dan meniru dan selalu menganggap yang lain salah jika tak sama. Dan ini juga berkembang sampai sekarang karena sudah menjadi tradisi kali ya...

Kita pasti tahu dan pernah mendengar kasus G30S/PKI katanya ini mengadakan gerakan makar dari negara sehingga banyak sekali para aktivis PKI yang dibunuh dan menjadi tapol. Dalam penjara mereka disuruh menghafal pancasila. Tapi masih juga mendapat siksaan dan tidak memperoleh keadilan seperti inti dari isi pancasila sehingga memunculkan pancasila baru kurang lebih seperti ini,

Pancasila
Satu, ketuhanan yang berbintang
Dua, kemanusaiaan yang dirantai
Tiga, persatuan dibawah pohon beringin
Empat, kerakyatan yang di pimpin oleh kerbau
Lima, keadilan sosial di kuburan


Pancasila yang tertulis di atas merupakan sila yang dihafalkan oleh para tapol 65. Represi orba dengan memaksa tapol terus menghafal pancasila ternyata malah memunculkan ide untuk membuat "pasemon" baru. Dan tak fikir-fikir itu sangat relevan dengan keadaan saat itu. Kalau begini yang mana yang lebih pancasilaisme? Sudah ah... gk mau berfikiran yang aneh-aneh aku.

Aneh ya... dan memang begitulah keadaanya yang ada. Tentu Anda masih ingat dengan kejadian konflik tanah Alas Tlogo. Para warga masyarakat yang memperjuangkan tanahnya yang menjadi haknya malah mendapat tembakan dari aparat keamanan. Aku sendiri bingung yang diamankan itu siapa. Namanya aparat keamanan seharusnya mengamankan masyarakat melindungi hak-hak masyarakat malah membuat onar dengan membuar teror untuk masyarakat. sampai rasa keprihatinan semua orang sudah diluapkan baik dengan sindiran puisi dan lainya tapi masih saja mereka tuli. Ah jadi kepingin menginggat puisi KH. A. Mustofa Bisri atau yang dikenal dengan Gus Mus dalam sindirianya waktu itu,

Tragedi Alas Tlogo

Dor!
Ketuhanan Yang Maha Esa
Dor! Dor!
Kemanusiaan yang dan beradab
Dor! Dor! Dor!
Persatuan Indonesia
Dor! Dor! Dor! Dor!
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Dor! Dor! Dor! Dor! Dor!
Keadilan sosial bagi seluruh trakyat Indonesia


Mereka menegakan nilai-nilai pancasila tembakan. Sipil dan militer memang harusnya saling menguatkan tapi faktanya saling menindas. Aku gak mau ah bicara panjang kali lebar kali tinggi nanti takut didor! Hehehe

Lalu bagaimana dengan para petinggi negeri ini. Mereka juga tak mau kalah dalam memaknai pancasila ini. Dan bahkan sudah melekat dalam hati mereka pancasila ini. Kalau mulutnya sih sebenarnya masih bisa menghafal pancasila yang sesuai yang kupelajari saat masih TK dulu tapi prilaku mereka memaknai pancasila dengan lain sehingga mereka tidak bisa membuat kata-kata yang pas. Sehingga ada salah satu penyair dengan membuat kata-kata yang dengan pancasila yang mereka rubah sesuai dengan prilaku mereka.

Pancasila
Satu, uang Yang Maha Kuasa
Dua, kemanusiaan yang tidak adil dan tidak beradab
Tiga, persatuan bajingan Indonesia
Empat, kerakyatan yang dipimpin oleh penjahat negara tidak memberikan manfaat apa-apa
Lima, ketidakberdayaan dan ketimpangan sosial bagi rakyat telah resmi menjadi catatan sejarah Indonesia


Bagaimana menurut Anda apakah memang seperti inikah negara ini. Sebenaranya mulutku ingin sekali berkata “Tidak, negaraku tidak seperti ini” tetapi lagi-lagi hatiku yang tidak mau kompromi, memang seperti inilah keadaan negara ini. Lalu bagaimana ini? Kalau menurutku sih kita yang merasa sadar saja berbuat sekecil apapun, mari berbagi kebaikan kepada sesama semampu apapun yang kita bisa lakukan itu merupakan bukti riil wujud dari pengamalan pancasila.

Sudah ah,,,, capek juga menulis. Mata juga sudah ngantuk, padahal kopiku juga masih ada tapi kok mataku sudah ngantuk. Sebelum saya tutup tulisan ini aku tambahkan sedikit renungan dari puisi seorang yang saya kagumi, Gus Mus. Sebuah puisi tentang pancasila juga tentunya.

Kembalikan Makna Pancasila

Selama ini di depan kami
Terus kalian singkat-singkat pancasila
Karena kalian takut ketauan
Sila-sila yang kalian maksud
Sila-sila yang kalian anut
Tidak sebagaimana yang kalian tatarkan
Kepentingan-kepentingan sempit sesaat
Telah terlalu jauh menyeret kalian
Maka pancasila kalian pun selama ini adalah :
KESETANAN YANG MAHA PERKASA
KEBINATANGAN YANG DEGIL DAN BIADAB
PERSETERUAN INDONESIA
KEKUASAAN YANG DIPIMPIN OLEH MIKMAT KEPENTINGAN DALAM KEKERABATAN/ PERKAWANAN
KELALIMAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Dan sorga kamipun menjadi neraka
Di depan dunia
Ibu pertiwi menangis memilukan
Merahputihnya di cabik-cabik
Anak-anaknya sendiri bagai serigala
Menjarah dan memperkosanya

O, gusti kebiadaban apa ini?
O, azab apa ini ?
Gusti,
Sampai memohon ampun kepada Mu pun kami tak berani lagi


Sudah-sudah tidak usah peduli dengan keadaan ini, karena semua hari ini tidak ada yang peduli dengan semua ini.

Blitar, 7 Pebruari 2012